KILAUAN.ID – Kota Bengkulu adalah kota yang sarat dengan sejarah. Kota ini pernah diduduki Inggris hingga pernah menjadi tempat “sekolah” sang proklamator Bung Karno. Alias diasingkan oleh kolonial Belanda.
Kota Bengkulu juga terkenal dengan Bunga Rafflesia sebagai salah satu ikonnya.
Namun tahukah kamu asal usul Nama Bengkulu?
Bengkulu tercatat sebagai kota terbesar kedua di pantai barat Pulau Sumatra setelah Kota Bandar Lampung.
Asal usul nama Bengkulu pertama tercetusnya dari bahasa asing serta pengucapan masyarakat hingga cerita legenda.
Bengkulu dalam bahasa Belanda yang disebut Benkoelen atau Bengkulen. Sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan sebutan Bencoolen dan bahasa Melayu terkenal disebut dengan Bangkahulu.
Juga ada beberapa perspektif lain dari masyarakat menyebut nama Bengkulu berasal dari bahasa Melayu, dengan kata bang berarti “pesisir” dan kulon yang berarti “barat”.
Hal tersebut juga sesuai dengan kawasan kota Bengkulu terletak berada di daerah pesisir yang berhadapan langsung dengan Samudra Hindia.
Dilansir dari laman resmi Pemerintah Kota Bengkulu, sumber tradisional menyebut bahwa nama Bengkulu atau Bangkahulu berasal dari kata Bangkai dan Hulu memiliki arti yakni bangkai di hulu.
Legenda Bengkulu
Asal usul nama Bengkulu juga datang dari sebuah legenda masyarakat setempat.
Konon dulu pernah terjadi sebuah peristiwa perang antar kerajaan kecil melawan lalu pertempuran tersebut banyak menimbulkan korban dari kedua belah pihak dihulu sungai Bengkulu.
Di wilayah Bengkulu pernah berdiri sejumlah kerajaan berdasarkan etnis seperti Kerajaan Sungai Serut, Kerajaan Selebar, Kerajaan Pat Petulai, Kerajaan Balai Buntar, Kerajaan Sungai Lemau, Kerajaan Sekiris, Kerajaan Gedung Agung, dan Kerajaan Marau Riang. Di bawah Kesultanan Banten, mereka menjadi vazal.
Sebuah legenda di masyarakat terkait asal usul nama Bengkulu diambil ketika dahulu pernah terjadi peperangan antara Kerajaan Aceh dengan Kerajaan Serut.
Peperangan tersebut dipicu penolakan lamaran sang Putra Raja Aceh oleh Raja Anak Dalam Muara Bengkulu, Raja Kerajaan Serut.
Adalah Putri Gading Cempaka yang merupakan anak Ratu Agung Sungai Serut yang terkenal akan kecantikannya.
Kerajaan Serut dulunya dipimpin oleh Ratu Agung, Ratu Agung memiliki tujuh orang anak. Si sulung bernama Pangeran Anak Dalam Muara Bengkulu, sedang si bungsu bernama Putri Gading Cempaka.
Kerajaan Serut kemudian dipimpin Pangeran Anak Dalam Muara Bengkulu sebagai raja setelah Ratu Agung wafat.
Pangeran Anak Dalam Muara Bengkulu dikenal sebagai raja yang memerintah Kerajaan Serut dengan adil bijaksana seperti melanjutkan keadilan ayahandanya. Di bawah kepemimpinannya, perdagangan Kerajaan Serut menjadi berkembang pesat.
Sementara adik bungsunya si Putri Gading Cempaka tumbuh menjadi wanita yang berparas cantik. Bahkan kecantikannya dikenal hingga kepada para bangsawan dan saudagar kaya di masa itu. Hingga banyak yang melamarnya.
Termasuk si pangeran dari Kerajaan Aceh, yang masa itu mengutus utusannya untuk melamar si Putri Gading Cempaka.
Meski lamaran sang pangeran ditolak secara halus, namun tetap penolakan itu membuat sang pangeran murka lantaran merasa tersinggung.
Dia pun meminta Kerajaan Aceh untuk menyerat Kerajaan Serut.
Tidak lama kemudian, pasukan Kerajaan Aceh dengan jumlah yang besar menggunakan kapal perang datang.
Mengetahui kerajaannya akan diserang, Raja Anak Dalam Muara Bengkulu kala itu juga menyiapkan strategi untuk menghadapi pasukan Kerajaan Aceh yang dikenal memiliki pasukan yang kuat dan sulit dikalahkan.
Berdasarkan cerita di masyarakat. Kala itu, sang Raja Anak Dalam Muara Bengkulu memerintahkan pasukannya menebang pohon-pohon yang kemudian dilemparkan ke sungai agar bisa menghalangi gerak kapal pasukan Kerajaan Aceh.
Strategi yang dilakukannya ternyata cukup berhasil. Saat pasukan Kerajaan Aceh tiba dan hendak masuk ke muara Bengkulu melalui sungai.
Sehingga membuat pasukan Kerajaan Aceh kesusahan tiba disungai menghalangi kapal-kapal mereka. Susah payah mereka berusaha menghindari kayu-kayu yang sangat menghambat perjalanan mereka. Untuk menghindari kayu-kayu tersebut, beberapa prajurit berteriak, “Empang ka hulu! Empang ka hulu!”.
Akhirnya setelah bekerja keras, kapal-kapal pasukan Kerajaan Aceh berhasil melaju. Mereka mendarat di sebuah kaki bukit.
Pas prajurit Kerajaan Aceh melompat ke daratan dari kapal-kapal mereka. Para prajurit Aceh segera disambut oleh serangan pasukan Kerajaan Serut yang memang telah menunggu.
Sehingga terjadilah peperangan hebat antara kedua pasukan. Dengan siasat cerdik Raja Anak Dalam Muara Bengkulu, kehebatan pasukan Kerajaan Aceh, mampu diimbangi oleh pasukan Kerajaan Serut.
Cukup lama peperangan tersebut berlangsung tanpa ada tanda-tanda pasukan mana akan unggul dan pasukan mana akan kalah. Sudah banyak korban berjatuhan dari kedua belah pihak namun, kedua kekuatan tampak seimbang.
Melihat peperangan tidak berkesudahan tersebut, Raja Anak Dalam Muara Bengkulu merasa sedih. Ia tidak sanggup melihat begitu banyak korban berjatuhan.
Akhirnya dengan diiringi oleh keenam adiknya, kerabat keluarga kerajaan, dan beberapa pengikut setianya, Raja Anak Dalam Muara Bengkulu kemudian pergi ke Gunung Bungkuk. Mereka tinggal di gunung tersebut hingga peperangan berakhir.
Karena tidak ada tanda-tanda pasukan mana akan menang, akhirnya peperangan itupun berakhir sendirinya. Kedua belah pihak sepakat untuk berdamai, tidak melanjutkan peperangan.
Meskipun peperangan telah berakhir, namun Raja Anak Dalam beserta keenam adik dan pengikut setianya tetap tinggal di Gunung Bungkuk.
Sejak peperangan dahsyat tersebut, wilayah Kerajaan Serut kemudian berubah penyebutan namanya. Mulai dari teriakan para prajurit Kerajaan Aceh, Empang Ka Hulu, berubah menjadi Pangkahulu, berubah lagi menjadi Bangkahulu dan akhirnya seiring berjalannya waktu, kini kita mengenalnya dengan nama Bengkulu.
Itulah sekilas mengenal asal-muasal tercetusnya nama Bengkulu, kota Rafflesia Arnoldi beserta fakta menariknya.
So buat anda tidak ada alasan lagi untuk tidak tahu, wajib kususnya untuk orang asli Bengkulu harus melek sejarahnya sendiri.
Semoga dengan adanya artikel yang kami sajikan bermanfaat bagi pembaca.